Return dan Risiko
Pengertian Resiko
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu
peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan
sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanandari
yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “
high risk bring about high return ”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang
lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam
investasi.
Risiko adalah kemungkinan adanya
sesuatu yang tidak menguntungkan akan terjadi di masa mendatang. Risiko juga
merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang diterima dengan return yang
diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar
risiko investasi tersebut.
Untuk menggambarkan lebih lanjut
mengenai keadaan resiko yang timbul dalam financial
assets, berikut akan diberikan suatu ilustrasi seperti dibawah ini:
1. Umpamakan
seorang investor membeli short-term
government bond (surat berharga pemerintah jangka pendek) seharga Rp.
100.000.000,- dengan tingkat bunga/coupon rate sebesar 15,5% setahun dan jangka
waktunya 5 tahun. Dalam contoh kasus ini, pendapatan yang akan diperoleh oleh
investor darishort-term bond tersebut
dapat diperkirakan dengan pasti, dan investor semacam ini bisa digolongkan
dalam apa yang disebut risk-free.
2. Andaikata
uang sebesar Rp. 100.000.000,- tersebut diinvestasikan dalam bentuksaham dari
suatu perusahaan, maka hasil dari investasi ini tidak bisa diramalkan dengan
pasti. Karena rate of returnakan
bervariasi dan sangat besar kemungkinannyauntuk
memperoleh kerugian. Maka saham bisa dikatakan secara relatif mengandung risiko
yang lebih tinggi atau bisa dikatakan risky.
Dengan demikian pengertian risk dari kedua ilustrasi tersebut
diatas, akan mempunyai dampak yang berbeda bagi investor apabila mereka
dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan di bidang investasi. Maka didalam
rangka proses pengambilan keputusan, sebaiknya kita buat banyak
kemungkinan-kemungkinan alternatif yang akan kita pilih. Hal ini dimaksudkan
agar kita dapat memilih alternatif yang paling menguntungkan.
Menurut Jones (2000), ada dua tipe
resiko yaitu:
1.
Systematic Risk
Resiko yang tidak dapat
didiversifikasikan/dihindari oleh para investor. Misalnya:
a.
Resiko
tingkat bunga
Merupakan perubahan suku bunga yang
dapat mempengaruhi return investasi. Jika suku bunga meningkat, maka bunga
saham akan turun.
b.
Resiko
politik
c.
Resiko
inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi
kekuatan daya beli yang telah diinvestasikan.
d.
Resiko
nilai tukar
Resiko ini berkaian dengan fluktuasi
nilai tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata
uang negara lainnya.
e.
Risiko
pasar
Dengan adanya fluktuasi pasar, maka
perubahan indeks pasar saham secara keseluruhan dapat terjadi.
2.
Unsystematic risk
Resiko yang dapat
didiversifikasikan/dihindari oleh para investor. Misalnya:
a.
Risiko
bisnis
b.
Risiko
likuiditas
Semakin cepat suatu sekuritas
diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut, demikian pula sebaliknya.
c.
Risiko
financial
Risiko ini berkaitan dengan
keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya.
Dalam hubungannya dengan Unsystematic Risk dan Systematic Risk yang kemungkinan akan
timbul di pasar pada saat kita melakukan kegiatan investasi, maka dalam hal ini
kita tidak dapat melakukan perubahan terhadap systematic risk (β). Yang bisa diubah hanyalah unsystematic risk, yakni dengan cara mengkombinasikan antara
bermacam-macam saham/diversifikasi saham. Dengan demikian, semakin besar
betha-nya (β), maka akan semakin tinggi pula risikonya.
Ditinjau dari segi perilaku, manusia
sebagai investor mempunyai 3
kecenderungan
didalam rangka menghadapi risiko, seperti dijelaskan dalam utility theory, yaitu:
- Ada manusia yang mencari risiko, dan tanpa adanya risiko ia kurang senang. Type ini disebut dengan “Risk Seeker“.Risk seeker akan lebih memilih investasi yang mempunyai risiko yang lebih besar, tentunya dengan harapan return yang besar pula.
- Manusia yang mencari keseimbangan antara risiko dan
return. Type ini disebut dengan “Risk Indifference“. Artinya, investor
mengharapkan adanya tambahan return jika ada tambahan risiko yang ia
hadapi.
- Manusia yang menginginkan tambahan return yang lebih
besar dengan adanya kenaikan/tambahan risiko yang ia hadapi. Type ini
disebut dengan “Risk Averter“.Risk
Averterakan
memilih investasi yang resikonya lebih kecil. Type ini lebih banyak
jumlahnya. Didalam Risk Averter ada teori yang
disebut dengan “Deminishing Marginal Utility of Money“. Maksud dari pengertian tersebut adalah
bahwasannya setiap adanya satu tambahan kemakmuran yang diberikan, kalau
terus menerus ditambah maka pertambahan total utility-nya akan semakin menurun.
Pengertian
Return (tingkat pengembalian)
Return merupakan
salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang
dilakukannya.Return menurut Jogiyanto(2003; 109) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
Return Realisasi (Realized
Return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis
ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa
mendatang. Return
realisasi dapat dihitung menggunakan data historis. Return realisasi atau
return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasian
(expected return) dan risiko yang
masa datang. Rumus return realisasi :
Pt − Pt − 1 + Dt
Ri,t = -----------------------------
Pt − Pt − 1 + Dt
Ri,t = -----------------------------
Pi t – 1
Keterangan :
Ri,t : return
realisasi I pada periode peristiwa ke – t
Pi,t : harga sekuritas I pada periode peristiwa
ke – t.
Pi,t – 1 : harga sekuritas I
pada periode peristiwa ke – 1 .
Dt :
deviden pada akhir periode.
Return Ekspektasi (Expected Return)
Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.
Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasi
merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.
Return Ekspektasi (expected
return) merupakan return yang
digunakan untuk pengambilan keputusan
investasi.
Rumus return ekspektasi
n
E(R) = ∑(Pj) (Rij)
i =1
Keterangan
:
E(Ri) = Return ekspektasian suatu aktiva atau
sekuritas i
Rij
= hasil masa depan ke – j untuk sekuritas i
Pj = probabilitas
hasil masa depan ke – j ( untuk sekuritas ke – i )
n = jumlah sekuritas.
Sumber-sumber
return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain/loss (Tandellin,
2010:102). Yield merupakan return yang mencerminkan aliran kas yang diperoleh
secara periodic dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah
obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi.
Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya
dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian)bagi investor.
Dari kedua
sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return total. Perlu diketahui
bahwa yield hanya akanberupa angka nol (0) dan postif (+), sedangkan capital
gain (loss) bisa berupa angka minus (-), nol (0) dan positif (+) secara
matematis return total suatu investasi bisa dituliskan:
Return total = yield + capital gain
(loss)
Hubungan Resiko dan Return
Secara umum,
motivasi yang melandasi keputusan investor dalam menginvestasikan sejumlah
dananya adalah untuk mendapatkan return dimasa yang akan datang. Dalam
dunia investasi, resiko dan return
sangat erat hubungannya. Seperti yang diungkapkan oleh Markowitz, “Don.t put
all your eggs in one basket”, artinya jangan letakkan semua telurmu dalam
satu keranjang. Dengan teori sederhana ini lah Markowitz menjelaskan risk
and return berhubungan linear. Setiap instrumen investasi pasti memiliki
tingkat pengembaliannya masing-masing.
Secara
teknis, semakin tinggi expected return, maka risk yang dihadapi
investor juga semakin tinggi dan berlaku sebaliknya. Hubungan risk and
return adalah linear dan searah. Grafik Security Market Line berikut
menjelaskan hubungan risk and return dalam investasi dipasar modal.
Grafik SML
di atas menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara risk and return.
yang mana risk ditunjukkan oleh E(Rp) atau expected return
portfolio pada sumbu Y dan risk ditunjukkan oleh βp atau Beta
portofolio pada sumbu X. Sementara itu, Rf merupakan tingkat
keuntungan investasi pada aset bebas risiko dengan risiko sebesar nol (0). E(Rm)
atau expected return market merupakan tingkat keuntungan pasar saham.
Sedangkan βm atau Beta pasar merupakan risiko pasar yang
bernilai 1. Perhatikanlah garis Security Market Line (SML) yang
dimulai dari titik Rf dan menuju pada pertemuan titik E(Rm)
dan titik βm yang merupakan tingkat keuntungan pasar saham (diukur
menggunakan indeks pasar seperti IHSG, LQ-45, JII, dll). Dari penjelasan
tersebut, maka kesimpulan bahwa risk and return berhubungan linear
memang benar. Perhatikan garis SML, semakin meningkat E(Rp)
maka βp juga semakin meningkat.
Perhitungan Resiko dan Return
1. Menghitung Resiko
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan
antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar
kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.
Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi
risiko investasi:
1. Resiko suku bunga 5. Resiko finansial
2. Resiko pasar 6. Resiko likuiditas
3. Resiko inflasi 7. Resiko nilai tukar mata uang
4. Resiko bisnis 8. Resiko Negara (country risk)
Risiko saham indvidual dilihat dari
varians dan standar devias, Jika diketahui probabilitasnya rumusnya sbb:
Dalam pengukuran
risiko sekuritas kita juga perlu menghitung risiko relative sekuritas tersebut.
Risiko relatif ini menunjukkan risiko per unit return yang diharapkan. Ukuran risiko
relatif yang bias dipakai adalah koefisien variasi.
Koevisien Variasi = Standar Deviasi
Return : Return Yang diharapkan
Rumus untuk
menghitung Varians portofolio bias dituliskan sebagai berikut :
a.
Pengukuran Resiko
Portofolio
Pengukuran resiko portofolio tidak
hanya bergantung pada deviasi standar dari saham individu saja, tetapi juga
tergantung pada korelasi dank ovarian antara saham-saham yang dimasukan dalam
portofolio tersebut serta proporsi dana yang dialokasikan pada masing-masing
saham. Koefisien korelasi menunjukan keeratan hubungan antara saham yang satu
dengan lainnya, sementara kovarian mengukur kecenderungan dua variable (saham)
bergerak bersama-sama. Besarnya koefisien korelasi adalah antara nilai -1
hingga +1.
SD ( o p ) = W 2x o 2x + W 2y o 2y + 2 W x W y Cov xy
Di mana :
SD ( o p ) = Standar deviasi yang menunjukan resiko
portofolio dari
saham
X dan saham Y
Wx =
Proporsi dana saham X
Wy =
Proporsi dana saham Y
ox dan oy = Standar deviasi saham X dan saham Y
Cov xy = Covarian
saham X dan Y
Dalam dunia nyata, hal yang tidak mungkin untuk membentuk
portofolio saham yang benar – benar tanpa resiko. Diversifikasi hanya dapat
mengurangi resiko, tetapi tidak dapat menghilangkannya. Sementara portofolio
yang besar akan berakhir dengan resiko yang besar, tidak sebagai resiko sebesar
jika semua uang itu diinvestasikan hanya dalam satu saham.
Resiko diversifiable adalah bagian dari resiko saham yang
dapat dihilangkan dengan memperbesar atau memperbanyak jumlah saham. Resiko
undiversiable adalah resiko saham yang tidak dapat dihilangkan melalu
diversifikasi dengan memperbesar jumlah saham.
b.
Capital Asset Pricing
Model ( CAPM )
Capital Asset Pricing Model merupakan alat penting untuk
menganalisis hubungan antara resiko dan tingkat pengembalian. Model ini
didasarkan pada proporsi bahwa tingkat pengembalian setiap saham yang
dibutuhkan sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko (return bebas resiko)
ditambah premi resiko, yang hanya mencerminkan sisa resiko setelah
diversifikasi.
Kecenderungan saham bergerak dengan pasar tercemin dalam
koefisien beta (β), yang merupakan ukuran dari volatilitas saham relative
terhadap suatu return saham rata-rata, misalnya IHSG. Resiko rata-rata
didefinisikan sebagai salah satu resiko yang cenderung bergerak naik turun
sesuai pergerakan pasar. Keadaan seperti ini memiliki beta 1,0. Sebuah saham
yang memiliki volatilitas dua kali dari keadaan pasar akan memiliki beta 2,0.
Sementara saham yang memiliki beta 0,5 berarti volatilitasnya adalah hanya separuh
dari volatilitas pasar.
Capital asset pricing model menggunakan konsep beta, yang
mengukur resiko antara pergerakan saham tertentu dan harga pasar saham secara
keseluruhan. Persamaan SML ini dapat digunakan untuk mencari tingkat pengembalian
(return saham), yaitu :
Ri = Rf + (Rm – Rf ) βi
Dimana :
Ri = Suatu Saham
Rf = Tingkat pengembalian pasar (return pasar)
βi = Beta saham
(Rm – Rf ) = Premi resiko pasar
2. Menghitung Return
Formula yang lebih umum untuk
menghitung return adalah sebagai berikut ini.
Return ={[( Pt – Pt-1)+
Dt ] / Pt-1 } × 100% …..(1)
dimana
Pt =
Harga atau nilai pada periode t
Pt-1 = Harga atau nilai
pada periode sebelumnya (t-1)
Dt = Dividen yang dibayarkan pada
periode t. Periode tersebut bias harian, bulanan, atau tahunan.
Return diklasifikasikan menjadi dua, yaitu return realisasi dam return
yang diharapkan. Pengukuran return realisasi dapat dihitung secara total dan
relative. Return realisasi secara total dalam investasi sekuritas saham terdiri
dari capital gain (tambahan nilai saham) dan dividend yield (pendapatan
dividen) yang merupakan penerimaan kas secara periodic yang diterima investor.
Return Total = Capital Gain +
Dividend Yield
Capital Gain (CG) = (Harga pada
waktu t ) – (Harga pada waktu t -1)
Harga saham pada waktu t -1
Harga saham pada waktu t -1
= Pt – Pt -1
Pt -1
Dividen Yield (DY) = Dividen
Harga saham pada waktu t -1
= D t
P t – 1
Return Total = Pt – Pt -1 + D t
Pt -1 P t – 1
Penghtungan return yang diharapkan dengan metode ex-post menggunakan rata-rata sederhana dari return historis saham yang bersangkutan. Artinya, secara sederhana membagi jumlah return yang ada dengan jumlah dara. Formula return yang diharapkan dengan metode ex-post adalah sebagai berikut :
Return yang diharapkan (ERi) = n
∑ (Ri)
∑ (Ri)
t = 1
n
n
Ket:
E(Ri) = Return yang diharapkan dari saham i
Ri = Return actual saham i
n = Jumlah data
c. Penghitungan return yang diharapkan dengan metode ex-ante.
Penghitungan return dengan metode ex-ante menggunakan berbagai probabilitas atau kemungkinan dari return historis saham yang bersangkutan. Artinya, secara sederhana mengalikan setiap return saham dengan probabilitas yang terjadi dari berbagai kondisi yang ada.
Return yang diharapkan (ERi) = n
∑ Ri. Pi
t = 1
∑ Ri. Pi
t = 1
Dimana Pi adalah probabilitas kejadian dari return saham i.
Sumber
Fahmi,
Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab.
Bandung: Alfabeta.
Husnan,
Suad. 2015. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi
Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mardani,
Rolan. 2017. Skripsi: Komparasi Keakuratan Capital Asset Pricing Model
(CAPM) dan Fama-French Three Factor Model Dalam Pembentukan Portofolio Saham
Pada 11 Perusahaan Besar Di BEI Periode 2005-2015. Jambi: Fakultas Ekonomi,
Universitas Batanghari
https://mardanijournal.wordpress.com/2017/03/18/hubungan-risk-and-return/
https://www.kaskus.co.id/thread/512d08910176083c27000004/risk-and-return/
http://kushinamaoleen.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-manajemen-keuangan-risk.html
0 Comments