Return dan Risiko

by - August 08, 2019




Pengertian Resiko
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanandari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “ high risk bring about high return ”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi.
Risiko adalah kemungkinan adanya sesuatu yang tidak menguntungkan akan terjadi di masa mendatang. Risiko juga merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.

Untuk menggambarkan lebih lanjut mengenai keadaan resiko yang timbul dalam financial assets, berikut akan diberikan suatu ilustrasi seperti dibawah ini:

1.   Umpamakan seorang investor membeli short-term government bond (surat berharga pemerintah jangka pendek) seharga Rp. 100.000.000,- dengan tingkat bunga/coupon rate sebesar 15,5% setahun dan jangka waktunya 5 tahun. Dalam contoh kasus ini, pendapatan yang akan diperoleh oleh investor darishort-term bond tersebut dapat diperkirakan dengan pasti, dan investor semacam ini bisa digolongkan dalam apa yang disebut risk-free.

2. Andaikata uang sebesar Rp. 100.000.000,- tersebut diinvestasikan dalam bentuksaham dari suatu perusahaan, maka hasil dari investasi ini tidak bisa diramalkan dengan pasti. Karena rate of returnakan bervariasi dan sangat besar kemungkinannyauntuk memperoleh kerugian. Maka saham bisa dikatakan secara relatif mengandung risiko yang lebih tinggi atau bisa dikatakan risky.

Dengan demikian pengertian risk dari kedua ilustrasi tersebut diatas, akan mempunyai dampak yang berbeda bagi investor apabila mereka dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan di bidang investasi. Maka didalam rangka proses pengambilan keputusan, sebaiknya kita buat banyak kemungkinan-kemungkinan alternatif yang akan kita pilih. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat memilih alternatif yang paling menguntungkan.
Menurut Jones (2000), ada dua tipe resiko yaitu:

1.    Systematic Risk
Resiko yang tidak dapat didiversifikasikan/dihindari oleh para investor. Misalnya:
a.       Resiko tingkat bunga
Merupakan perubahan suku bunga yang dapat mempengaruhi return investasi. Jika suku bunga meningkat, maka bunga saham akan turun.
b.      Resiko politik
c.       Resiko inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli yang telah diinvestasikan.
d.      Resiko nilai tukar
Resiko ini berkaian dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya.
e.       Risiko pasar
Dengan adanya fluktuasi pasar, maka perubahan indeks pasar saham secara keseluruhan dapat terjadi.

2.    Unsystematic risk
Resiko yang dapat didiversifikasikan/dihindari oleh para investor. Misalnya:
a.       Risiko bisnis
b.      Risiko likuiditas
Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut, demikian pula sebaliknya.
c.       Risiko financial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya.

Dalam hubungannya dengan Unsystematic Risk dan Systematic Risk yang kemungkinan akan timbul di pasar pada saat kita melakukan kegiatan investasi, maka dalam hal ini kita tidak dapat melakukan perubahan terhadap systematic risk (β). Yang bisa diubah hanyalah unsystematic risk, yakni dengan cara mengkombinasikan antara bermacam-macam saham/diversifikasi saham. Dengan demikian, semakin besar betha-nya (β), maka akan semakin tinggi pula risikonya.
Ditinjau dari segi perilaku, manusia sebagai investor mempunyai 3 kecenderungan didalam rangka menghadapi risiko, seperti dijelaskan dalam utility theory, yaitu:

  1. Ada manusia yang mencari risiko, dan tanpa adanya risiko ia kurang senang. Type ini disebut dengan “Risk Seeker“.Risk seeker akan lebih memilih investasi yang mempunyai risiko yang lebih besar, tentunya dengan harapan return yang besar pula.
  2. Manusia yang mencari keseimbangan antara risiko dan return. Type ini disebut dengan “Risk Indifference“. Artinya, investor mengharapkan adanya tambahan return jika ada tambahan risiko yang ia hadapi.
  3. Manusia yang menginginkan tambahan return yang lebih besar dengan adanya kenaikan/tambahan risiko yang ia hadapi. Type ini disebut dengan “Risk Averter“.Risk Averterakan memilih investasi yang resikonya lebih kecil. Type ini lebih banyak jumlahnya. Didalam Risk Averter ada teori yang disebut dengan “Deminishing Marginal Utility of Money“.  Maksud dari pengertian tersebut adalah bahwasannya setiap adanya satu tambahan kemakmuran yang diberikan, kalau terus menerus ditambah maka pertambahan total utility-nya akan semakin menurun.
Pengertian Return (tingkat pengembalian)
Return merupakan salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.Return menurut Jogiyanto(2003; 109) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Return Realisasi (Realized Return)
Merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa mendatang. Return realisasi dapat dihitung menggunakan data historis. Return realisasi atau return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasian (expected return) dan risiko yang masa datang. Rumus return realisasi :

            P P 1 + Dt
Ri,t = -----------------------------
                     Pi t  1

                  Keterangan :

      Ri,t      : return realisasi I pada periode peristiwa ke – t

      Pi,t      : harga sekuritas I pada periode peristiwa ke – t.
      Pi,t – 1 : harga sekuritas I pada periode peristiwa ke – 1 .
 Dt       :  deviden pada akhir periode.

Return Ekspektasi (Expected Return)
Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan.
Return    Ekspektasi       (expected return) merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.
Rumus return ekspektasi
                                                n
E(R) = (Pj) (Rij)
i =1



Keterangan :
E(Ri)        = Return ekspektasian suatu aktiva atau sekuritas i
Rij            = hasil masa depan ke – j untuk sekuritas i
Pj              = probabilitas hasil masa depan ke – j ( untuk sekuritas ke – i )
n             = jumlah sekuritas.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain/loss (Tandellin, 2010:102). Yield merupakan return yang mencerminkan aliran kas yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi misalnya, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi. Demikian pula halnya jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan (kerugian)bagi investor.
Dari kedua sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return total. Perlu diketahui bahwa yield hanya akanberupa angka nol (0) dan postif (+), sedangkan capital gain (loss) bisa berupa angka minus (-), nol (0) dan positif (+) secara matematis return total suatu investasi bisa dituliskan:
Return total = yield + capital gain (loss)

Hubungan Resiko dan Return
Secara umum, motivasi yang melandasi keputusan investor dalam menginvestasikan sejumlah dananya adalah untuk mendapatkan return dimasa yang akan datang. Dalam dunia investasi, resiko dan return sangat erat hubungannya. Seperti yang diungkapkan oleh Markowitz, “Don.t put all your eggs in one basket”, artinya jangan letakkan semua telurmu dalam satu keranjang. Dengan teori sederhana ini lah Markowitz menjelaskan risk and return berhubungan linear. Setiap instrumen investasi pasti memiliki tingkat pengembaliannya masing-masing.
Secara teknis, semakin tinggi expected return, maka risk yang dihadapi investor juga semakin tinggi dan berlaku sebaliknya. Hubungan risk and return adalah linear dan searah. Grafik Security Market Line berikut menjelaskan hubungan risk and return dalam investasi dipasar modal.


Grafik SML di atas menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara risk and return. yang mana risk ditunjukkan oleh E(Rp) atau expected return portfolio pada sumbu Y dan risk ditunjukkan oleh βp atau Beta portofolio pada sumbu X. Sementara itu, R merupakan tingkat keuntungan investasi pada aset bebas risiko dengan risiko sebesar nol (0). E(Rm) atau expected return market merupakan tingkat keuntungan pasar saham. Sedangkan βm atau Beta pasar merupakan risiko pasar yang bernilai 1. Perhatikanlah garis Security Market Line (SML) yang dimulai dari titik R­ dan menuju pada pertemuan titik E(R­m) dan titik βm yang merupakan tingkat keuntungan pasar saham (diukur menggunakan indeks pasar seperti IHSG, LQ-45, JII, dll). Dari penjelasan tersebut, maka kesimpulan bahwa risk and return berhubungan linear memang benar. Perhatikan garis SML, semakin meningkat E(Rp) maka βp juga semakin meningkat.

Perhitungan Resiko dan Return
1.      Menghitung Resiko
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut.
Beberapa sumber risiko yang mempengaruhi risiko investasi:
1.      Resiko suku bunga             5. Resiko finansial
2.      Resiko pasar                      6. Resiko likuiditas
3.      Resiko inflasi                    7. Resiko nilai tukar mata uang
4.      Resiko bisnis                     8. Resiko Negara (country risk)
Risiko saham indvidual dilihat dari varians dan standar devias, Jika diketahui probabilitasnya rumusnya sbb:



Dalam pengukuran risiko sekuritas kita juga perlu menghitung risiko relative sekuritas tersebut. Risiko relatif ini menunjukkan risiko per unit return yang diharapkan. Ukuran risiko relatif yang bias dipakai adalah koefisien variasi.
Koevisien Variasi = Standar Deviasi Return : Return Yang diharapkan
Rumus untuk menghitung Varians portofolio bias dituliskan sebagai berikut :


a.       Pengukuran Resiko Portofolio
Pengukuran resiko portofolio tidak hanya bergantung pada deviasi standar dari saham individu saja, tetapi juga tergantung pada korelasi dank ovarian antara saham-saham yang dimasukan dalam portofolio tersebut serta proporsi dana yang dialokasikan pada masing-masing saham. Koefisien korelasi menunjukan keeratan hubungan antara saham yang satu dengan lainnya, sementara kovarian mengukur kecenderungan dua variable (saham) bergerak bersama-sama. Besarnya koefisien korelasi adalah antara nilai -1 hingga +1.

SD ( o p ) = W 2x o 2x + W 2y o 2y + 2 W x W y Cov xy

Di mana :
SD ( o p ) = Standar deviasi yang menunjukan resiko portofolio dari
                     saham X dan saham Y
           Wx = Proporsi dana saham X
           Wy = Proporsi dana saham Y
ox dan oy = Standar deviasi saham X dan saham Y
      Cov xy = Covarian saham X dan Y

Dalam dunia nyata, hal yang tidak mungkin untuk membentuk portofolio saham yang benar – benar tanpa resiko. Diversifikasi hanya dapat mengurangi resiko, tetapi tidak dapat menghilangkannya. Sementara portofolio yang besar akan berakhir dengan resiko yang besar, tidak sebagai resiko sebesar jika semua uang itu diinvestasikan hanya dalam satu saham.
Resiko diversifiable adalah bagian dari resiko saham yang dapat dihilangkan dengan memperbesar atau memperbanyak jumlah saham. Resiko undiversiable adalah resiko saham yang tidak dapat dihilangkan melalu diversifikasi dengan memperbesar jumlah saham.

b.      Capital Asset Pricing Model ( CAPM )
Capital Asset Pricing Model merupakan alat penting untuk menganalisis hubungan antara resiko dan tingkat pengembalian. Model ini didasarkan pada proporsi bahwa tingkat pengembalian setiap saham yang dibutuhkan sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko (return bebas resiko) ditambah premi resiko, yang hanya mencerminkan sisa resiko setelah diversifikasi.
Kecenderungan saham bergerak dengan pasar tercemin dalam koefisien beta (β), yang merupakan ukuran dari volatilitas saham relative terhadap suatu return saham rata-rata, misalnya IHSG. Resiko rata-rata didefinisikan sebagai salah satu resiko yang cenderung bergerak naik turun sesuai pergerakan pasar. Keadaan seperti ini memiliki beta 1,0. Sebuah saham yang memiliki volatilitas dua kali dari keadaan pasar akan memiliki beta 2,0. Sementara saham yang memiliki beta 0,5 berarti volatilitasnya adalah hanya separuh dari volatilitas pasar.



Capital asset pricing model menggunakan konsep beta, yang mengukur resiko antara pergerakan saham tertentu dan harga pasar saham secara keseluruhan. Persamaan SML ini dapat digunakan untuk mencari tingkat pengembalian (return saham), yaitu :

Ri = Rf + (Rm – Rf ) βi

Dimana :
Ri = Suatu Saham
Rf = Tingkat pengembalian pasar (return pasar)
βi = Beta saham
(Rm – Rf ) = Premi resiko pasar

2.      Menghitung Return
Formula yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut ini.
 Return ={[( Pt – Pt-1)+ Dt ] / Pt-1 } × 100% …..(1)

dimana
    Pt    = Harga atau nilai pada periode t
   Pt-1 = Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)
Dt    = Dividen yang dibayarkan pada periode t. Periode tersebut bias harian, bulanan, atau tahunan.

     Return diklasifikasikan menjadi dua, yaitu return realisasi dam return yang diharapkan. Pengukuran return realisasi dapat dihitung secara total dan relative. Return realisasi secara total dalam investasi sekuritas saham terdiri dari capital gain (tambahan nilai saham) dan dividend yield (pendapatan dividen) yang merupakan penerimaan kas secara periodic yang diterima investor.

Return Total = Capital Gain + Dividend Yield


Capital Gain (CG) = (Harga pada waktu t ) – (Harga pada waktu t -1)
                                                 Harga saham pada waktu t -1


                                              =  Pt – Pt -1
                                                      Pt -1


Dividen Yield (DY) =                 Dividen
                                    Harga saham pada waktu t -1

                                 =   D t
                                    P t – 1


Return Total =  Pt – Pt -1 + D t
                         Pt -1 P t – 1



      Penghtungan return yang diharapkan dengan metode ex-post menggunakan rata-rata sederhana dari return historis saham yang bersangkutan. Artinya, secara sederhana membagi jumlah return yang ada dengan jumlah dara. Formula return yang diharapkan dengan metode ex-post adalah sebagai berikut :
Return yang diharapkan (ERi) =  n
                                                     ∑ (Ri)
                                                  t = 1
                                                     n



Ket:
E(Ri) = Return yang diharapkan dari saham i
Ri = Return actual saham i
n = Jumlah data

c. Penghitungan return yang diharapkan dengan metode ex-ante.

Penghitungan return dengan metode ex-ante menggunakan berbagai probabilitas atau kemungkinan dari return historis saham yang bersangkutan. Artinya, secara sederhana mengalikan setiap return saham dengan probabilitas yang terjadi dari berbagai kondisi yang ada.

Return yang diharapkan (ERi) = n
                                                     ∑ Ri. Pi
                                                   t = 1

Dimana Pi adalah probabilitas kejadian dari return saham i.






Sumber

Fahmi, Irham. 2014. Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta.
Husnan, Suad. 2015. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mardani, Rolan. 2017. Skripsi: Komparasi Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Fama-French Three Factor Model Dalam Pembentukan Portofolio Saham Pada 11 Perusahaan Besar Di BEI Periode 2005-2015. Jambi: Fakultas Ekonomi, Universitas Batanghari
https://mardanijournal.wordpress.com/2017/03/18/hubungan-risk-and-return/
https://www.kaskus.co.id/thread/512d08910176083c27000004/risk-and-return/
http://kushinamaoleen.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-manajemen-keuangan-risk.html

Thank You For Reading

Back to Home

0 Comments